Rabu, 23 Maret 2011

Untuk Dokter dan Calon Dokter















Bismillahirrahmanirrahim

Beberapa hari yang lalu saya dapet kabar dari jejaring sosial kalo salah satu temen saya, Riky Febriansyah Saleh (UI), yang kuliah di kedokteran telah menyelesaikan studinya. Padahal dia baru masuk tahun ajaran 2008, itu artinya dalam waktu kurang dari tiga tahun dia udah menyelesaikan studinya. Haru dan bangga tiap denger kabar kesuksesan temen2. Beberapa minggu sebelumnya kabar serupa juga datang dari temen2 saya yang lain yang kuliah di kedokteran. Alumni smansa angkatan 2007 pertama yang saya tau jadi S. Ked adalah Maulana Okta Reza (Trisakti), Wahiddatul Nindya Putri (Unand), dan Anindya Khairunnisa Zahra (UGM). Itu yang saya dapet langsung kabarnya, mungkin ada teman2 smansa 2007 lainnya yang udah jadi S. Ked yang saya belum tau.

Kagum, saya selalu kagum sama orang2 yang kuliah di kedokteran. Bagi saya sendiri profesi dokter hanyalah cita2 jaman bocah yang tidak saya usahakan menjadi kenyataan. Gimana mau jadi dokter kalo pelajaran2 ipa saya gak suka, makanya sma saya lebih milih IPS, hehe. Alasan saya kagum dengan anak2 FK adalah karena mereka dituntut untuk lebih keras dalam belajar. Bukan berarti jurusan lain tidak keras, bukan. Tiap jurusan pasti punya tantangan masing2. Saya tau kalo metode pengajaran di FK itu beda dari jurusan2 lain, tiap 2 atau 3 minggu sekali pasti ada ujian blok. Itu pasti berat, gak heran kalo temen2 saya yang kuliah di FK ini termasuk susah buat diajak ngumpul2.

Lebih dari rasa kagum saya, ada hal yang lebih penting yang mau saya bahas di sini. Buat temen2 saya yang sudah dan akan menjadi S. Ked, kalian punya kesempatan yang besar untuk berbuat baik ke masyarakat. Profesi dokter adalah profesi yang mulia. Banyak harapan timbul darinya, ketika orang2 yang kita cintai sedang terbujur lemas di salah satu kamar rumah sakit, seringkali kata2 dari mulut dokter menjadi harapan yang bisa menguatkan kita.

Saya mau sedikit cerita tentang tetangga saya yang bagi saya dia adalah dokter terbaik yang pernah saya kenal, Dr. Rahman namanya, alumni FK UI. Saya kenal beliau dari kecil, orangnya ramah dan pekerja keras, sayang saya gak terlalu sering berkomunikasi sama beliau karna beliau sibuk banget. Terakhir saya berjumpa beliau waktu saya ke rumahnya langsung, di jendela luar rumahnya ada siker ”Praktek Dokter Gratis Di Sini” kurang lebih seperti itu. Saya tinggal di daerah kampung yang mayoritas masyarakatnya menengah dan menengah ke bawah. Jadi tak heran masyarakat sangat menghormati beliau dan berharap bisa secepatnya menikmati fasilitas gratis darinya.

Manusia punya rencana, Allah punya kuasa. Saat beliau ditugaskan ke daerah Aceh, beliau ditempatin di daerah yang deket dengan daerah konflik. Waktu itu GAM sedang panas2nya di Aceh sana. Allah sayang sama beliau, Dia pun memanggil beliau di usianya yang masih muda dengan meninggalkan seorang istri dan seorang anak yang masih balita. Ada kabar menyebutkan beliau terkena tembakan dari GAM di kepalanya. Waktu jenazah sampe di rumah duka, setelah kurang lebih 2 hari perjalanan, darahpun masih merembes keluar dari peti jenazahnya. Subhanallah, tidak ada bau amis khas darah dan darahnya pun masih segar. Ketika peti dibuka, pelayat yang datang pun tak henti2nya mengucapkan takbir dan tasbih. Jenazahnya tersenyum, mukanya bersih dan sangat tenang. Meski waktu itu malam hari, pelayat yang datang luar biasa banyaknya, mereka semua mengantar sampe beliau dimakamkan. Sedih, sangat sedih ketika saya melihat stiker di jendela rumahnya itu. Praktek dokter gratis yang rencananya baru akan dimulainya sepulang dari tugas di Aceh pun tidak sempat dilaksanakannya. Saya yakin, Allah telah menghitung niat mulia sang dokter muda. Semoga beliau mendapat terbaik di sisinya, amiinn.

Teman, semoga ilmu yang kalian dapatkan membawa keberkahan bagi hidup kalian, memberikan manfaat dan eksternalitas positif bagi orang2 di sekitar kalian. Jadilah dokter yang baik yang peduli pada masyarakat kecil. Banyak2lah memberi karena dengan memberi hidup kita menjadi semakin berarti. Semangat juga untuk terus belajar, buat penelitian2 untuk penyakit2 yang belum ada obatnya seperti Motor Neuron Disease yang diderita temannya teman saya. Semoga Allah senantiasa meringankan langkah kaki kita untuk berbuat baik terhadap sesama..

Untuk teman2 yang lain yang juga sedang berjuang untuk menjadi dokter, Mahisa Taradika (Yarsi), Annisa P. Nachrowi (UI), Annisa Eka Yandera (UNS), Putriyuki Dewanti (UI), Eirene Simbolon (USU), Rido Jati Kuncara (Undip), semoga semua urusannya dilancarkan-Nya, dipermudah semua2nya..

-Postingan kali ini didedikasikan untuk para dokter dan calon dokter-

gambar diambil dari http://gudangnyatutorial.wordpress.com/2011/01/12/kumpulan-tutorial-medis-medical-tutorial/

Senin, 21 Maret 2011

Maha Benar Allah Dengan Segala Firmannya

Ternyata bener banget deh firman Allah yang artinya "Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar". Terasa banget nih udah hampir 3 minggu gak shalat berjamaah di masjid karena kondisi kaki yang masih belom memungkinkan buat shalat sambil diri, nih hati kerasa keruh sekeruh2nya saat ini. Alhamdulilah sekarang kaki udah sembuh, tinggal nunggu sebentar lagi sampe bisa shalat sambil berdiri lagi. Gak sabar rasanya. Mudah2an nih hati bisa perlahan2 bersih, aminn..