Ketika satu persatu lilin mulai redup kemudian mati, ada 1 lilin yang tidak mati dan menghidupkan ketiga lilin itu kembali, lilin itu bernama "harapan"
Dari kisah ini bisa diambil intinya bahwa harapan itu akan selalu ada meski kita telah kehilangan ketiga hal lainnya. Berharap, menurut saya hanya orang yang memiliki keberanian lah yang dapat melakukannya. Kenapa? Karena ketika kita memiliki harapan tentang suatu hal, ada kemungkinan kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan tersebut. Bisanya, setelah harapan kita itu pupus kita akan menjadi sangat tidak bersemangat dan merasa terpuruk, hingga takut untuk kembali berharap.
Pada suatu waktu, saya pernah menjadi orang yang penuh dengan berbagai harapan, contohnya adalah ketika apply beasiswa IELSP. Tiga kali apply beasiswa itu, tiga kali pula harapan saya hancur. Ditambah berbagai harapan lainnya yang juga tidak terwujud, belakangan ini akhirnya saya menjadi orang yang tidak lagi memiliki harapan, lebih tepat disebut tidak berani berharap sebetulnya. Hidup saya jalani seadanya saja. Semangat tetap ada tapi sangat berbeda ketika saya memiliki harapan.
Baru-baru ini saya dapet kabar baik yang membuat saya ingin mencoba berani kembali untuk berharap. Sebenarnya, keberanian saya untuk berharap sebagian besar juga terinspirasi dari sahabat saya Dea Adhicita. Dia adalah orang yang selalu saya lihat bersemangat dan penuh harapan. Meski ketika harapannya tidak terwujud sekalipun dia tetap semangat dan dengan hebatnya langsung membuat harapan-harapan baru. Semangatnya ketika berharap itulah yang kadang membuat saya iri. Dan karenanya lah, saat ini saya sedang mengumpulkan keberanian untuk memiliki harapan dan berharap kembali, semoga harapan ini dapat menghidupkan kembali ketiga lilin lainnya.
pict source: http://bangka.tribunnews.com/2011/03/24/lilin-harapan