Jumat, 23 November 2012

5 cm

Langit malam, ribuan bintang, luasnya padang ilalang, bertebarannya bunga abadi edelweiss, danau Ranu Kumbolo yang tenang, Kalimati yang mistis, Mahameru yang gagah menjulang....

Baru liat trailer film 5cm gak sampe 5 menit, saya langsung bertekad buat baca novelnya sebelum nonton ni film. Oke, esok harinya pun saya langsung minjem tuh buku dari temen saya dan langsung saya selesaikan baca hari itu juga, ga sampe seharian novel ini habis saya lahap.

Halaman2 awal, novel ini memaksa saya untuk berkunjung kembali ke telaga memori masa-masa sekolah di smansa. Buku ini kental dengan nuansa persahabatan. Ceritanya pun unik, 5 orang sahabat yang saking dekatnya mereka sampe berada pada 1 titik jenuh dan memutuskan tidak berkomunikasi dan tidak ketemuan dalam waktu 3 bulan, keluar dari comfort zone katanya. Setelah 3 bulan mereka berkumpul lagi dengan perasaan rindu yang sangat membuncah, yap, saya seperti benar2 merasakan kerinduan itu.

3 bulan, tidak bertemu, tidak berkomunikasi, dan mereka langsung berpetualang menaklukan tanah tertinggi di pulau Jawa, Mahameru. Membaca novel ini berkali2 membuat saya merinding, meneteskan air mata, dan senyum2 sendiri, karena memang banyak adegan dan dialog lucunya.

Selesai baca novel ini saya malah jadi ragu untuk nonton filmnya, coz saya takut kalo saya nonton filmnya, nanti ketika saya mendapat giliran berkunjung ke Mahameru, pemandangannya tidak lagi surprise. Apapun itu, yang jelas setelah baca novel ini saya punya 1 keinginan kuat, suatu hari saya harus menaklukan Mahameru bersama teman2 dekat saya. Ada hikmah juga minggu lalu saya tidak jadi menaklukan Mahameru, mungkin perjalanan ke sana memang akan lebih terasa indah jika bersama teman2 terdekat.

Alam, tempat belajarnya kita, manusia.. Alam, sebagai tanda eksistensi diri-Nya. Ini bukan tentang ambisi anak manusia untuk menaklukkan alam, ini tentang perjalanan hati, penemuan jati diri, bekal untuk mati. Mungkin terasa berlebihan, tapi saya percaya banyak sekali pelajaran yang bisa diambil ketika kita bepergian ke tempat yang jauh.

Di buku ini saya menemukan kata2 yang sangat menarik dan membekas di hati,

“Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.
Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri..

Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter mengambang di depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya, serta mulut yang akan selalu berdoa..
Keep our dreams alive, and we will survive..
Donny Dhirgantoro

1 komentar:

dea alias dey mengatakan...

Bravo 5 cm!

hehe,walopun banyak jorok khas lelaki tapi novelnya emang sarat muatan nilai persahabatan yang manis sih jrung :p

selamat memimpikan menaklukan Mahameru, jrung. semoga tergapai dan bisa diceritakan di blog ini :)