Senin, 22 Oktober 2012

(Tak) Peduli

Baru saja membaca artikel tentang Indonesia Mengajar dan berbagai komentarnya, yang sayangnya mayoritas bernada negatif. Dari situ diri ini berfikir, memang di dunia ini tidak tuh yang namanya mutlak, absolut. Bahkan tindakan yang menurut saya mutlak kebaikannya, dipandang orang lain justru mutlak sia-sia dan menyesatkan.

Saya jadi teringat cerita tentang katak yang menang lomba panjat pinang *iya, ini cerita fiksi*
Jadi suatu hari di negeri katak ada perlombaan panjat pinang. Katak2 dari penjuru negeri berkumpul di lapangan Gelora Bung Katak untuk ikut perlombaan itu. Setelah peluit berbunyi tanda perlombaan dimulai, mulailah satu persatu masuk ke arena lomba dan memanjat pinang yang telah dilumuri oli terlebih dahulu. Satu persatu katak2 tersebut kelelahan, makin lama makin banyak katak yang kelelahan, penonton tak mau ketinggalan dengan komentar2 nyinyirnya,
katak X: "sudah, kalian gak akan berhasil, kalian cuma katak yang kakinya bengkok *emang ada katak kakinya lurus?*
katak Y: "lomba ini cuma mempermainkan kalian, kalian nyerah aja"
katak Z: "ayo yang bisa sampe puncak kalo katak cewek jadi istri aku, kalo cowok jadi tukang kebon *salah fokus

Berbagai komentar nyinyir turut melemahkan para katak tersebut. Sampai akhirnya tinggal satu katak tersisa. Katak itu terus berjuang dengan sangat gigih, fokus, dan tak terlihat raut wajah ingin menyerah sedikit pun. Setelah waktu yang sangat lama dan melelahkan, akhirnya si katak itu berhasil, ya BERHASIL! Katak pertama yang berhasil panjat pinang, pastilah katak itu katak terkuat di dunia (katak).

Setelah katak itu turun, dia dikerubungi oleh para wartawan. Feni Frog selalu wartawan infotainment mulai melancarkan pertanyaan2 kepada katak tersebut. "Apa rahasia anda sampai anda berhasil? Bagaimana tipsnya? Anda masih single?" *salah fokus lagi.

Tapi berkali2 ditanya sang katak tidak menjawab dan hanya memperlihatkan ekspresi bingung dan merasa bersalah. Satu kalimat keluar dari sang katak juara, "maaf, saya tuli, saya tidak bisa mendengar ucapan anda". Feni Frog pun cuma bisa menganga mendengar kata2 si katak juara yang dengan casual meninggalkan si wartawan nyinyir.

Tamat.




*belom deng :p

Gausah dikasih kesimpulan juga pasti pada ngerti lah pointnya apa. Sometimes kita perlu tutup telinga atas apa yang orang lain katakan. Tapi perlu kebijaksanaan juga buat memfilter apakah kata2 tersebut konstruktif atau destruktif. Kalo kata2 yang ga penting destruktif kaya gitu, gak apa2 banget lah kalo kita bilang, "I dont give a sh*t" di dalem hati. Gausah dipeduliin yang kaya gitu, kalo terlalu dengerin apa kata orang, serius dah kita gak akan maju-maju. Do what you want to do, sepanjang tindakan itu baik menurut hati nurani kita, just go ahead.

Buat orang2 yang hanya bisa mengkritik orang lain, ayo lah get a life!! Setiap orang punya prinsip dan cara sendiri untuk berbuat baik, kalo gak suka sama caranya jangan paksa orang tersebut untuk melakukan sesuai cara anda, it's not fair! Not at all...

Terdengar negatif gak sih ni postingan? Smoga nggak ya, karna emang niatnya mau ngasih satu nilai yang mungkin terlupa aja sih, heheh

Tidak ada komentar: